Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga
Penulis : Hj. Iis Nur’aeni Afgandi
Penerbit : Kawan Pustaka
Cetakan : Kedua
Tahun : 2018
Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga
Benarkah wanita lebih mudah masuk surga? Lalu, bagaimana dengan pandangan hadits nabi yang mengatakan kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita? Buku ini mengajak kaum wanita agar menjadi makhluk yang dirindukan surga. Dijelaskan pula ciri-ciri wanita penghuni surga dikaitkan dengan sikap dan posisi wanita saat ini. Buku ini juga menjelaskan cara meraih pahala ketika haid.
Wanita penghuni surga memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain, seperti ditulis dalam Buku “Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga” oleh Hj. Iis Nur’aeni Afgandi:
1. Beriman dan Bertakwa kepada Allah SWT
Wanita yang beriman, tidak cukup hanya mengatakan secara lisan, tapi juga harus dibuktikan dengan mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan Allah dalam bentuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Berbakti kepada Kedua Orang Tua
Tata cara berbakti kepada orang tua yang masih hidup berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist Nabi:
1. Menaati perintah orang tua sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Allah SWT.
2. Berbicara lemah lembut, sopan, tidak mengeraskan suara, dan tidak memotong perkataan keduanya.
3. Memelihara kehormatan, kemuliaan, dan hak-hak keduanya. Contoh: mencium tangan keduanya pagi saat berangkat dan sore saat pulang bepergian.
4. Melakukan hal-hal yg dapat membahagiakan keduanya, memberikan apa yg diminta oleh keduanya, serta selalu memenuhi sgala kebutuhannya.
Tata cara berbakti kepada orang tua yang telah wafat:
1. Dalam kepengurusan jenazah turut memandikan, menshalati, dan mengantarkan ke pekuburan
2. Memohonkan ampun bagi mereka.
3. Memenuhi janji dan hutang keduanya.
4. Memuliakan teman dan kerabat mereka dan mejaga silaturahmi.
5. Mendoakan mereka, karena doa seorang anak sangat dibutuhkan oleh mereka.
6. Menjalankan wasiat mereka sebagai bentuk baktinya kepada orang tua.
3. Taat dan Menghormati Suami
Menjadi wanita yang taat kepada suami merupakan jalan cepat menuju surga. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW, “Jika seorang istri mengerjakan shalat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, menaati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya, “Masuklah ke surga.” (HR. Ahmad)
Dalam konteks kehidupan berumah tangga, ketaatan dan penghormatan istri terhadap suaminya dapat diwujudkan dalam sikap-sikap berikut ini:
1. Tidak melanggar hak batin suami
Jika seorang istri enggan menunaikan hak khusus suami ini, termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah SAW telah menegaskan hal ini dalam sabdanya, “Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidurnya, tetapi ia tidak memenuhi ajakan suaminya, lalu si suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, niscaya malaikat melaknatnya sampai pagi hari”.
2. Tidak melakukan ibadah sunah, kecuali atas izin suami
3. Tidak mengizinkan orang lain masuk ke rumah tanpa izin suami
4. Mengikuti suami dalam hal tempat tinggal
5. Tidak keluar rumah tanpa izin suami
6. Tidak menjadi istri pemalas, pemarah, dan materialistis
7. Selalu mempercantik dan menghias diri untuk menyenangkan suami
8. Menjaga independensi rumah tangga dari campur tangan orang lain
9. Tidak menyebarkan rahasia suami
10. Selalu mendampingi suami dalam suka dan duka.
11. Menjadi wanita karier dengan izin suami
4. Gemar Melakukan Ibadah
Wanita yang melaksanakan ibadah fardhu secara sempurna dan ibadah sunah secara istiqomah, dipastikan akan meraih pahala dua kali lipat dan mendapatkan rezeki yang mulia, berupa surga. Beberapa ibadah fardhu dan sunnah antara lain:
1. Shalat Fardhu dan Sunah
2. Puasa Ramadhan dan Puasa Sunah
3. Memperbanyak Sedekah
4. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Sahabat
5. Menjaga Kehormatan dan Menutup Aurat
Kaum wanita bahwasanya ketika dirinya memakai jilbab itu mengandung nilai ibadah. Disamping bukti ketaatan kepada hukum Allah SWT, memakai jilbab atau berbusana muslimah merupakan tindakan preventif atau pencegahan dari pandangan laki-laki yang menjadi penyebab awal terjaidnya perzinahan.
6. Pandai Menjaga Lisan
Menjaga lisan artinya menahan diri dari perkataan yang sia-sia, tidak bermanfaat, berbohong, menyakiti orang lain, dan dari bentuk-bentuk lisan yang tidak baik. Sebagai contoh: Gosip memang sudah menjadi trademark-nya wanita. Gosip merupakan bentuk konkrit ghibah yang dilarang keras dalam Islam. Dan sudah menjadi rahasia umum jika yang dibicarakan itu adalah gosip-gosip seputar masalah rumah tangga, perselingkuhan, kejelekan orang lain, dan kabar-kabar angin yang belum tentu jelas ujung pangkalnya.
7. Selalu Melakukan Dzikir
Orang yang gemar berdzikir akan dicintai Allah, hidupnya selalu mendapat kemudahan, keberuntungan, dan di akhirat kelak akan dimasukkan ke dalam surga Allah SWT.
Meraih Pahala Ketika Haid
A. Pengertian Haid
Istilah haid (menstruasi) dalam bahasa Indonesia sebenarnya berasal dari bahasa Arab,yaitu dari kata haadla,yuhuudlu,haidlan yang berarti sesuatu yang mengalir. Sedangkan menurut istilah syara’,haid adalah darah terjadi pada wanita secara alami,bukan karena suatu sebab,dan pada waktu tertentu.Jadi haid adalah normal, bukan disebabkan sesuatu penyakit,luka, keguguran, atau kelahiran. Karena haid darah normal, maka darah tersebut berbeda sesuai kondisi, lingkungan, dan iklimnya.sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada setiap wanita.
Haid yang terjadi setiap bulannya itu disebut juga siklus haid. Haid dimulai pada usia 9-12 tahun dan berlangsung hingga manapouse,yang terjadi sekitar 45-55 tahun. Dengan demikian, haid merupakan peristiwa pendarahan secara periodik dan siklik yang disertai pelepasan selaput lendir rahim.
B. Proses dan Karakter Haid
Hal-hal ini perlu diketahui oleh setiap wanita agar dia bisa membedakan apakah darah yang keluar itu termasuk haid atau bukan. Berikut ini penjelasannya.
1. Proses Terjadinya Haid
Menurut ilmu medis,setiap wanita umumnya memiliki ovarium. Masing-masing menyimpan sekitar 200 ribu hingga 400 ribu telur yang belum matang. Ketika sel telur itu telah matang,maka sel tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi atau dinding rahim untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini tersebut dengan ovulasi yang menyebabkan terjadinya haid berupa darah.
2. Masa Haid
Masa haid pada umumnya terjadi 1 hari, 7 hari, dan 15 hari. Setelah lewat waktu itu dapat dikatakan sebagai istihadhah, yaitu darah yang menyerupai haid, tetapi keluarnya di luar perhitungan waktu haid yang wajar.
3. Warna Darah Haid
Berdasarkan kajian para ahli medis dan kesimpulan para ulama dalam kitab-kitab Fiqih, darah haid itu terdiri dari enam warna, yaitu merah, hitam, coklat, abu-abu, hijau,dan kuning. Pada hari pertama haid, seorang wanita biasanya mendapati darah haid berwarna coklat dalam bentuk bercak-bercak, kemudian merah dan kehitam-hitaman, kemudian pada hari terakhir kembali kewarna semula, yaitu coklat atau abu-abu, atau kuning. Namun,ada pula wanita yang mendapati darah haidnya berwarna merah kehijau-hijauan.
C. Hikmah Tejadinya Haid
Secara medis datangnya haid menandakan bahwa fungsi tubuh wanita berjalan dengan normal.Wanita yang mengalami haid memilki kesuburan,sedangkan wanita yang tidak mengalami haid atau tidak lancar ketika haid,kemungkinan besar kesuburannya bermasalah,dan hendaklah memeriksa kedokter.
D. Hal-hal yang Dilarang ketika Haid
1. Shaleh
2. Puasa
3. Membaca Al-Qur’an
4. Thawaf
5. Berdiam diri di masjid (I’tikaf)
6. Bersetubuh
E. Ibadah-ibadah Khusus ketika Haid
1. Memperbanyak Istigfar
2. Membasahi Lian dengan Dzikir
3. Memperbanyak Sedekah
4. Menyambung Tali Silaturahmi
5. Berbakti pada Orang tua.
Kelebihan :
● Tidak ada keraguan dari kebenaran isi Al-Quran dan Hadist yang diriwayatkan
● Bahasa pengarang dalam buku ini menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami
Kelemahan :
● Terlalu banyak penjelasan sehingga pembaca cepat bosan untuk membacanya.
Oleh : Bunga Ningrum