Ayah dan Sirkus Pohon
Ayah dan Sirkus Pohon
Judul : Ayah dan Sirkus Pohon
Penulis : Andrea Hirata
Penyunting : Dhewiberta, Rani Nura
Halaman : 194 Halaman
Penerbit : Bentang Pustaka Cetakan Pertama, Februari 2020
Peresensi : Milla Sudharyanti, S.T, M.M
BIOGRAFI PENULIS :
Andrea Hirata adalah pemenang pertama penghargaan sastra New York Book Festival 2013, untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika. Pemenang pertama Buchawards 2013, Jerman, untuk Die Regenbogen Truppe, Laskar Pelangi edisi Jerman, penerbit Hanser Berlin. Dia juga pemenang seleksi short story majalah sastra terkemuka di Amerika, Washington Square Review edisi winter/spring 2011 untuk short story pertamanya Dry Season.
Tahun 2015 dia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa di bidang sastra oleh University of Warwick, UK. Tahun 2017 menerima penghargaan budaya dari pemerintah Prancis untuk karyanya Les Guerriers de L’arc-en-ciel. Laskar Pelangi telah diadaptasi dalam bentuk film, musikal, lagu, serial TV dan koreografi oleh Citydance Company, Washington, DC, dilayarkan di Berlinalle dan Smithsonian.
Laskar Pelangi telah menjadi international bestseller, diterjemahkan ke-40 bahasa asing. Telah terbit dalam 22 bahasa, diedarkan di lebih dari 130 negara. Melalui program beasiswa, Hirata meraih Master of Science (Msc) bidang teori ekonomi dari Sheffield Hallam University, UK. Hirata juga mendapat beasiswa pendidikan sastra di IWP (International Writing Program), University of Iowa, USA.
RESENSI BUKU :
Hobirin, Sabari, Marlena, dan Abidun adalah empat dari banyak tokoh yang bermain peran pada cerita yang tidak terlalu panjang ini. Sirkus Pohon sendiri adalah rombongan sirkus milik Ibu Bos yang jatuh bangun diterpa kemalangan, begitu juga kemalangan tersebut menerpa pada pekerja di rombongan sirkusnya. Kehadiran tokoh-tokoh lain tetap memberi warna khusus. Semisal, adiknya Hobirin yakni Azizah. Kisah pada lembar-lembar awal, adik Hobirin ini sangat mudah bagi pembaca membayangkan seperti apa sosoknya.
Andrea Hirata kiranya mampu mendiskripsikannya dengan jelas sosok fisik dan karakternya. Begitu pula sosok Gastori. Bahkan Gastori memberikan sebuah ilmu hidup kepada kita bahwa Siapa yang pegang mik, dia yang berkuasa. Ungkapan ini sebenarnya memiliki makna dalam. Walaupun begitu, Andrea Hirata berhasil “menjelaskan ” kepada kita melalui kisah-kisah Gastori.
Pada akhir cerita, Andrea Hirata tidak menunjukkan suatu gambaran yang konkrit tentang suasana happy ending. Mungkin, ia memberikan kebebasan bagi para pembacanya untuk merangkai tebak-tebakan kisah para tokohnya semisal pertemuan Zorro dan Sabari setelah sekian tahun tiada sua. Atau tentang kisah istri Hobirin yang belum pasti akan sehat lagi atau tidak.
KEKURANGAN :
Buku yang tipis jika dibandingkan buku-buku karangan Andrea Hirata lainnya, bahkan 10 lembar terkahir dari buku berisi gambar dan daftar buku Andrea Hirata yang didistribusikan di luar negeri.
Secara gaya penulisan, ciri khas Andrea Hirata masih sangat terasa. Alur nya pun tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat. Di awal cerita saya masih kesusahan untuk membayangkan banyaknya aktor dengan nama-nama dan kondisi yang hampir mirip namun dipertengahan saya mulai dapat mengikuti. Tapi dibagian akhir, saya kembali kebingungan, terutama dibagian penutup.
Sepertinya, penulis ingin memberi twist yang tak terduga seperti pada Orang-orang Biasa, namun karena cerita tokoh yang belum terlalu mendalam, saya kurang menikmati dan mengerti twist nya.
KELEBIHAN :
Dengan segala kekurangannya, buku ini masih sangat menarik dan memancing tawa. Karya ini begitu ringan dan mengalir. Pembaca tidak perlu mengengerutkan dahi untuk memahaminya. Olahan Dewibertha dan Rani Nura sebagai penyunting karya ini terasa cukup suskes.
Andrea Hirata selalu berhasil menyuguhkan berbagai kisah kehidupan yang membuat hati para pembacanya terenyuh. Mengangkat judul Ayah dan Sirkus Pohon, banyak yang mengira bahwa novel ini hanya bercerita tentang kehidupan seorang ayah saja.
Namun ternyata novel ini memiliki alur cerita yang lebih dari itu, bukan hanya sekedar bercerita mengenai seorang ayah saja. Novel ini tidak hanya menceritakan satu tokoh dengan 1 alur cerita saja namun juga menceritakan beberapa tokoh sekaligus dengan alur kehidupan yang berbeda.
Novel ini mengangkat kisah kondisi sosial masyarakat dalam keseluruhan ceritanya, namun tidak menyajikan cerita dengan gaya yang serius dan membosankan. Disajikan dengan gaya yang kocak dan menghibur, novel ini berhasil mempesona setiap pembacanya dengan pesan yang diangkatnya.