RESENSI NOVEL “BOTCHAN”

RESENSI NOVEL

 

Identitas Buku

Judul                           : Botchan

Pengarang                   : Natsume Souseki

Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit               : 2022

Cetakan ke                  : 10

Tebal Halaman            : 224

 

Sinopsis

Novel klasik Jepang ini mengisahkan perjalanan seorang guru muda yang kita sebut sebagai “Botchan”. Kisah ini diawali oleh Botchan yang pergi meninggalkan Tokyo, karena sebuah peristiwa yang menimpanya dan memilih untuk mengajar di sebuah pedesaan yang sangat jauh berbeda dengan keadaan di Tokyo. Botchan pun harus meninggalkan seorang pramusaji paruh baya, yang dahulu pernah bekerja di rumah ny,a yakni Kiyo.

Peristiwa demi peristiwa aneh, menggemaskan, memilukan namun juga terkadang mengundang gelak tawa teraji selama Botchan mengabdikan diri mengajar di sekolah pedesaan. Mulai dari pemberontakan siswa, penolakan dan ketidakadilan dari guru bahkan kepala guru harus diterima Botchan. Namun Botchan tidak sendiri. Dengan bantuan Hotta, akhirnya Botchan dapat meluruskan semua kebenaran yang tersembunyi. Setelah melalui hiruk pikuk mengajar di pedesaan, Botchan memilih untuk kembali ke Tokyo, menghabiskan sisa hidupnya di kota dengan bekerja sebagai asisten mekanik. Kedatangan Botchan kembali ke Tokyo pun disambut riang gembira oleh Kiyo, yang memang sudah sangat merindukan ‘tuan muda’ nya tersebut.

 

Kelebihan Buku

Novel ini menyajikan kehidupan sehari-hari guru yang memang kerap terjadi dalam kehidupan nyata, mulai dari permasalahan siswa, orangtua ataupun permasalahan antar internal guru itu sendiri. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari tokoh utama dalam novel ini, Botchan. Salah satunya adalah sifat pemberani dan pantang menyerah yang ditunjukkan Botchan untuk mengungkap kebenaran. Buku ini pun mengajarkan bahwa guru tetaplah guru (sosok yang digugu dan ditiru) dimanapun dan kapanpun ia berada.

Kekurangan Buku

Novel klasik jepang ini banyak menggunakan kisah-kisah atau candaan khas Jepang, sehingga bagi kalangan pembaca umum dari Indonesia yang tidak terlalu paham budaya Jepang, akan merasa kesulitan untuk memahami beberapa kisah dan candaan khas Jepang yang tersaji dalam alur novel ini.

Selain itu, terdapat beberapa sifat buruk dari Botchan yang seharusnya tidak boleh ada dalam jiwa seorang guru seperti mudah tersulut emosi dan tidak sabaran.

 

 

 

 

Resensi ini dibuat oleh: Cici Raherani