Manajemen Leha-Leha

 Identitas Buku

Judul Buku : Manajemen Leha-leha

Penulis : Nishida Masaki

Tebal Buku : 230 halaman

Penerbit : Penerbit Haru

Tahun Terbit : 2020

ISBN : 978-623-7351-49-8

 Sinopsis

Teruntuk dirimu yang merasa bersalah saat libur. Kamu masih saja teringat pekerjaan saat akhir pekan tiba. Kemudian kamu mengerjakannya sedikit, tetapi tetap saja merasa tak tenang. Cuti bukannya menikmati liburan, kamu malah terus membalas e-mail tentang pekerjaan. Melelahkan, bukan?

Istirahat memang terlihat sepele, tetapi praktiknya sukar. Buku ini membahas teknik beristirahat yang berkualitas, tanpa rasa bersalah, dan tanpa melupakan kewajibanmu. Bersiaplah memiliki waktu leha-leha yang berkualitas!.

Buku dengan judul “Manajemen Leha-leha” ini ditulis oleh seorang professor dibidang ilmu olahraga dan juga seorang psikiater bernama Nishida Masaki. Latar belakang utama Beliau menulis buku ini adalah karena kegelisahannya akan fenomena orang Jepang yang enggan mengambil cuti atau terlalu suka menghabiskan waktu untuk bekerja.

Sebetulnya membaca buku ini akan terasa kurang relate dengan kita orang Indonesia yang dikenal dengan santai dan jauh lebih menikmati hidup, lebih leha-leha dibandingkan dengan orang Jepang. Akan tetapi buku ini menjadi sangat relate dengan keseharian masyarakat manufaktur dan budak corporate seperti kita hehe. Buku ini cocok sekali bagi orang-orang yang notabene nya workholic, atau orang-orang yang gak sadar bahwa istirahat itu sama pentingnya dengan bekerja keras.

Namun jelas buku ini sangat berharga bagi semua orang. “Tidak masalah kalau tidak berlebihan, tetapi kalau melewati batas, otak menjadi tidak bisa menyadari adanya kelelahan hati dan tubuh.” (Halaman 107).

Buku ini menunjukkan kenyataan mengenai orang Jepang yang saking semangatnya kerja, sampai mengambil cuti pun malu. Kebiasaan orang Jepang yang bekerja dengan ‘terlalu keras’ sampai-sampai lupa menikmati hidup. Mungkin dalam kenyataannya tidak semua orang Jepang seperti itu, akan tetapi sepertinya orang-orang yang bekerja ‘terlalu keras’ ini menjadi suatu kelompok mayoritas kenapa? Karena di dalam departemen di pemerintahan Jepang ada bidang yang mengurusi masalah ini, luar biasa.

Ada sedikit sudut pandang menarik terkait dengan sisi ketenagakerjaan di Jepang. Banyak dari mereka yang sangat takut dengan berleha-leha atau bahkan tidak tahu caranya bagaimana karena saking terlalu khawatir di PHK, takut dijauhi teman kerja, pokoknya semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan amat sangat dianggap serius oleh mereka.

Sebetulnya saya tidak terlalu tahu terkait dengan undang-undang ketenagakerjaan yang diterapkan pemerintah Jepang disana, akan tetapi berdasarkan yang saya pernah baca dibeberapa sumber berita, komik bahkan anime mengatakan bahwa tarif hidup di Jepang memang masuk ke dalam kategori yang tinggi terutama di Kota besar, jadi menurut hemat saya, keseriusan luar biasa yang mereka lakukan sampai saat ini terhadap pekerjaan yang sedang diemban merupakan suatu hal yang pantas walaupun seharusnya tetap harus diimbangi dengan istirahat dan berlibur untuk mengembalikan semangat hidup.

 Kelebihan Buku

 Sebuah buku yang ditujukan untuk masyarakat Jepang tetapi bisa digunakan oleh siapa saja di seluruh dunia, termasuk kita masyarakat Indonesia.

 Cover yang sangat menarik

 Pemilihan warna cover yang bagus.

 Kekurangan Buku

Sama hal nya seperti buku lain hasil terjemahan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia, Ada beberapa kalimat yang sulit untuk dicerna dalam buku ini.