Segala-galanya Ambyar
Resensi buku “Segala-galanya Ambyar”
Identitas Buku
1. Judul Buku : Segala-galanya Ambyar
2. Penulis Buku : Mark Manson
3. Penerbit Buku : Grasindo
4. Tahun Terbit Buku : 2022
5. Tebal Halaman Buku : 346 Halaman
6. Ukuran Buku : 14 x 20 cm
7. ISBN : 978-602-05-2855-7
Buku tentang motivasi diri ini menceritakan berbagai pengalaman manusia dan dihubungkan dengan apa yang mereka pelajari selama hidup mereka yang terdiri dari 2 bagian dan di setiap bagiannya terdapat beberapa bab yang berisi tentang harapan yang disandingkan dengan kenyataan di kehidupan sehari-hari tanpa berekspetasi yang lebih terhadap situasi saat itu.
Pada bagian pertama dalam buku ini masuk ke bagian pertama yaitu tentang harapan dan berisi beberapa bab. Bab pertama yaitu tentang kebenaran yang menyakitkan. Sebuah harapan didukung oleh kenyataan walaupun itu menyakitkan bagi para penerima pesan itu. Salah satu contoh disini adalah kisah Witold Pilecki yang merupakan pahlawan bagi bangsa Polandia. Pilecki memperjuangkan Polandia dari ancaman Nazi dan Soviet, sampai melakukan spionase ke wilayah mereka. Pilecki di sanjung oleh orang-orang Polandia karena akan keberanian dia. Ketika Pilecki menghadapi komunis setelah Nazi, dia tertangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh pihak komunis. Sebenarnya Pilecki bisa saja melarikan diri untuk menyelematkan diri ke Italia, tetapi dia sendiri menolak untuk kebebasan Polandia dan demi masa depan penduduknya, tanpa mengetahui konsekuensi ke depannya bagaimana ketika mengambil keputusan itu. Ketika tertangkap Pilecki dijatuhi hukuman mati tetapi dia tidak menyesal atas keputusan itu karena Pilecki sudah melakukan yang terbaik demi perjuangan Polandia yang terbebas dari kekangan Nazi maupun komunis. Dari disini bisa mengambil kesimpulan bahwa harapan itu dibutuhkan tetapi kita harus siap menerima kenyataan yang mungkin akan membuat hal ini menjadi putus asa karena ekspetasi seseorang terhadap sesuatu, harapan dibutuhkan tetapi harus di sesuaikan sama kenyataan yang di hadapi pada saat itu, walaupun itu kecil ataupun gagal tetapi sangat berarti bagi kedepannya untuk masa depan. Putus asa, depresi dan amarah adalah bentuk dari kita masih memerhatikan itu, dan itu merupakan sebuah harapan untuk menyelesaikan apa yang dialami seseorang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Bab kedua tentang pengendalian diri adalah ilusi, jangan melihat judul ini sebagai sesuatu yang dianggap bahwa pengendalian diri itu tidak ada atau sejenisnya, tetapi sebuah kisah dimana sebuah perasaan atau emosi itu penting, tetapi ada suatu kejadian yang dimana kehilangan bagian fungsi emosional ataupun perasaan sehingga terlihat pengendalian diri yang bisa dibilang berantakan. Berawal dari seorang eksekutif perusahaan yang sukses bernama Elliot yang dibilang mempunyai karir cemerlang, semuanya berakhir ketika dokter mendiagnosa dia mempunyai tumor di bagian lobus frontal bagian kanan. Operasi tumor itu berhasil tetapi membuat Elliot menjadi berubah kepribadiannya, dia menjadi tidak peduli dengan sekitar, tidak mempunyai ambisi untuk hidup dan bahkan dia menjadi seseorang yang mungkin dianggap malas, karena ini dia di berhentikan dari pekerjaan dan juga berpisah dari istrinya. Ketika dokter memeriksa lengkap Elliot baik-baik saja dalam segi kognitif maupun kemampuannya, akan tetapi ketika diperiksa oleh ahli syaraf yaitu Antonio Damasio dengan tambahan dari dokter yang lainnya, memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan membuat keputusan dan Elliot tidak bisa menjawab bagian ini. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Elliot kehilangan fungsi perasaan atau emosi akibat dari operasi lobus frontal. Penulis ini mengibaratkan bahwa antara perasa dan pemikir bagaikan sebuah mobil, otak perasa merupakan supirnya dan otak pemikir merupakan sistem navigasi yang memberikan fakta-fakta seharusnya dilalui oleh otak perasa, singkatnya kalau seseorang ingin sesuatu harus melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada di sekitar seseorang itu agar mencapai tujuannya. Pada kasus Elliot adalah otak perasa dia terbuang dan akhirnya hanyalah ada otak pemikir yang ada sehingga untuk menjalankan dirinya tersebut tidak ada dan bisa dipastikan bahwa tidak ada yang menggerakkan dirinya untuk melakukan suatu keputusan. Perasaan itu penting, bukan berarti perasaan lemah, perasaan bisa membuat orang melakukan sesuatu dan bertindak, maka apabila berhubungan dengan orang lain dan menekan perasaannya, bisa membuat kegagalan dalam hubungan sosial termasuk pertemanan atau pasangan.
Pada bab ketiga, yaitu emosi dikaitkan dengan hukum Newton. Newton menulis ketiga hukum itu karena berdasarkan dari pengalaman pribadi dari Isaac Newton itu sendiri yaitu: (1) Setiap tindakan mendatangkan reaksi emosional dari pihak lawan dan kadarnya sama rata, (2) Harga diri kita setara dengan total emosi kita hingga kini, (3) Identitas anda akan tetap menjadi identitas anda hingga sebuah pengalaman baru melawannya. Untuk poin pertama singkatnya adalah jika anda sedih biasanya anda akan tetap sedih sampai ada yang datang untuk menghibur, marah sampai ada yang memnbuat anda tenang. Poin kedua dimaksudkan apabila seseorang terganggu tetapi masalah kecil dan waktunya lama, maka kamu seseorang itu akan memiliki kekuatan emosional yang sama dengan sesuatu yang seseorang merasa terganggu tetapi waktu yang sangat singkat. Poin ketiga adalah jika seseorang merasa marah, akan ada reaksi untuk meredakannya, jika merasa bersalah ataupun melakukan buruk maka seseorang akan menghasilkan emosi yaitu untuk memperbaiki masalah yang ia lakukan.
Pada bab keempat, yaitu membicarakan tentang cara mewujudkan mimpi seseorang. Dalam bab ini dikaitan dengan kepercayaan atau keyakinan seseorang yang didasarkan kepada keinginan seseorang, misalkan disini apa yang dibutuhkan seseorang yaitu adalah komunitas yang berisi orang-orang sesuai dengan apa yang dia harapkan sehingga kumpul dengan satu interest atau minat, kemudian meyakini sebuah kepercayaan berdasarkan dari keinginan seseorang, keyakinan tidak sekedar agama tetapi adalah sebuah yang diyakini atau diinginkan oleh orang-orang misalkan contoh dari agama spiritual yaitu memenuhi kebutuhan batin yaitu misalkan agama samawi, ataupun agama yang berasal dari asia selatan ataupun timur. Agama ideologis yaitu memercayai ideologi yang dianut oleh seseorang misalkan liberalisme, komunisme, fasisme, dll. Agama interpersonal yaitu maksudnya adalah mendapatkan harapan seperti cinta romantik, dari tokoh publik, pemimpin politik dan lainnya. Untuk mewujudkan impian seseorang maka harus ada yang dikorbankan ataupun melakukan sesuatu untuk mewujudkannya, karena setiap harapan yang akan mau di wujudkan mempunyai resiko dibaliknya dan sehingga resiko itu dikatakan sebagai “pengorbanan”. Terakhir adalah sesuatu menjanjikan kenyamanan, kebaikan tetapi ada penderitaan yang harus dipikul sehingga kenyamanan yang ditawari itu sebenarnya adalah penderitaan yang dipilih dari proses yang memilih itu.
Pada bab kelima dan terakhir dari bagian ini adalah tentang hapan itu adalah ambyar. Harapan bisa membuat menyelamatkan hidup ataupun bisa merampas kehidupan orang, ada yang bisa sehat ataupun merusak dan itupun pembatasan antara merusak atau sehat itu tidak selalu jelas karena adanya perbedaan pandangan seperti salah satunya adalah masyarakat Barat yang mengatasnamakan kebebasan dan kemakmuran dengan menyebarkan paham Kapitalis mereka, sehingga ada yang diuntungkan pihak lain tetap ada juga yang dirugikan oleh pihak lain, tergantung kita di situasi saat itu dan pandangan kita tentang itu. Adolf Hitler melakukan genosida terhadap ras Yahudi untuk menciptakan ras manusia terkuat tetapi mengorbankan kaum Yahudi kehilangan banyak jiwa saat Perang Dunia II. Penulis meyakini harapan itu sangat penting untuk psikologis, dan untuk melengkapi itu maka seseorang harus memiliki harapan akan suatu hal, nasib memang ada yang sudah ditakdirkan tetapi ada yang dikendalikan oleh diri sendiri sehingga mencapai keingina itu dan yang penting adalaha menemukan komunitas untuk mendampingi seseorang dalam meraih harapan itu. Konflik dipandang suatu sebagai menemukan makna dan menjaga itu sehingga tahu tujuan kita mengikuti kelompok itu dan menjaga harapan seseorang. Sudah dijelaskan harapan bisa menciptakan kebahagiaan atau perpeecahan maupun kebencian.
Bagian kedua yaitu tentang segala-galanya ambyar. Terdiri dari 4 bab. Bab selanjutnya yaitu keenam tentang formula kemanusiaan. Untuk menjadi individu yang sehat secara emosional, seseorang harus keluar dari terombang-ambingan konstan pada otak remaja yang hanya mencari kesenangan dalam hubungan memberi dan menerima, Inilah rahasia menjadi dewasa. Sementara orang-orang yang menavigasi atau mengarahkan ke kehidupan melalui tawar-menawar dan aturan bisa pergi jauh di dunia material, mereka tetap lumpuh dan sendirian di dunia emosional mereka. Ini karena nilai transaksional menciptakan hubungan yang dibangun di atas manipulasi dari keinginan mereka sendiri. Orang dewasa mengakui bahwa prinsip abstrak itu benar dan baik untuk kepentingannya sendiri bahkan jika imbalannya tidak langsung bagi Anda. Sebagai contoh adalah menjadi jujur adalah hal yang benar untuk dilakukan meskipun mungkin tidak selalu membantu untuk jujur, dikarenakan menghindari dari rasa sakitnya menerima kenyataan apabila sering tidak jujur. Untuk menjadi manusia, terdapat rumusan Kemanusiaan: bertindak bahwa Anda menggunakan kemanusiaan, baik dalam diri Anda sendiri atau orang lain, selalu pada saat yang sama sebagai tujuan, tidak pernah hanya sebagai sarana. Harapan adalah transaksional dan untuk melampaui alam harapan seseorang harus bertindak tanpa syarat dan anda harus bersedia untuk bertindak tanpa syarat. Satu-satunya cara untuk memperbaiki dunia adalah dengan meningkatkan diri kita sendiri.
Bab ketujuh berikutnya yaitu tentang rasa sakit adalah konstanta umum atau universal. Efek Titik Biru: manusia mengubah persepsi mereka agar sesuai dengan harapan mereka. Kami mengharapkan hal-hal buruk di mana tidak ada. Manusia berasumsi bahwa mereka adalah konstanta universal dari pengalaman mereka sendiri, tetapi itu tidak benar. Rasa sakit adalah pengalaman universal yang dialami oleh setiap manusia. Rasa sakit adalah konstanta universal/umum kehidupan dan persepsi serta harapan manusia membengkokkan diri agar sesuai dengan jumlah rasa sakit yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, tidak peduli seberapa cerah langit kita, pikiran kita akan selalu membayangkan awan yang cukup untuk sedikit kecewa. Kita tidak dapat melepaskan diri dari rasa sakit dan setiap upaya untuk melakukannya akan menjadi bumerang. Rasa sakit adalah pengalaman hidup itu sendiri dan emosi positif hanyalah penghilangan rasa sakit sementara. Harapan mengalahkan diri sendiri karena apa pun yang kita capai dalam hidup, kita akan selalu menyesuaikan harapan kita untuk mempertahankan rasa kesulitan yang stabil. Rasa sakit adalah sumber dari semua nilai. Itulah yang memberi arti hidup dan makna dari setiap kehidupan, tanpa adanya sakit seseorang tidak akan bisa belajar dari arti kesalahan atau rasa sakit yang dialami.
Bab kedelapan tentang ekonomi perasaan yang bercerita tentang emosi dikaitkan dengan aspek ekonomi, bahwa ekonomi mempunyai dampak terhadap bagaimana cara pengelolaan emosi ataupun perasaan. Teknik pemasaran modern memanfaatkan kesenjangan moral pelanggan dan kemudian menawarkan cara untuk mengisinya di dalam kehidupan mereka. Perasaan membuat dunia berputar baik secara kebahagiaan ataupun amarah maupun kesedihan dan ini karena orang menghabiskan uang untuk membuat diri mereka merasa baik. Uang adalah bentuk pertukaran yang digunakan untuk menyamakan kesenjangan moral antara orang-orang.
Ada dua cara untuk menciptakan nilai dalam ekonomi perasaan:
1. Inovasi (meningkatkan level rasa sakit). Inovasi menggantikan rasa sakit dengan rasa sakit yang lebih bisa ditoleransi.
2. Pengalihan (menghindari rasa sakit). Pengalihan membantu orang untuk mematikan rasa sakit mereka. Contoh pengalihan termasuk akhir pekan keluar dengan teman-teman atau penggunaan narkoba.
Pembatasan diri adalah satu-satunya bentuk kebebasan etis. Bukan hak istimewa untuk melakukan apa yang Anda inginkan dengan hidup Anda, tetapi memilih apa yang akan Anda serahkan. Kebebasan itu sendiri menuntut ketidaknyamanan dan Ini menuntut ketidakpuasan. Karena semakin bebas suatu masyarakat, semakin setiap orang akan dipaksa untuk memperhitungkan dan berkompromi dengan pandangan dan gaya hidup dan ide-ide yang bertentangan dengan mereka sendiri.
Bab kesembilan yaitu tentang agama final. Kecerdasan buatan adalah keyakinan terakhir. Ini adalah keyakinan yang berada di luar kebaikan dan kejahatan dan keyakinan atau kepercayaan yang akan menyatukan dan mengikat kita semua. Kita hanya perlu bertahan cukup lama agar teknologi dapat bertahan, cara untuk melakukan ini adalah dengan mengadaptasi teknologi kita untuk psikologi kita yang cacat daripada mengeksploitasinya. Seseorang juga perlu berhenti mengeksploitasi orang dan mengabadikan kebajikan otonomi, kebebasan, privasi, dan martabat. Pada saat yang sama, kita perlu menciptakan alat yang membantu otak berpikir kita berkomunikasi lebih baik dengan otak perasaan kita. Dimaksudkan adalah disamping apapun yang dianut oleh seseorang, tetap beradaptasi dengan teknologi ataupun perkembangan disekitar untuk dapat bertahan hidup, dan mengembangkan otak pemikir maupun otak perasa agar selaras apa yang dilakukan oleh tiap manusia agar menjadi lebih baik lagi.
Kelebihan buku: Buku ini membuat pembaca menjadi lebih menggali pikiran mereka dan dapat menjadi latihan untuk berpikir lebih kritis karena disuguhka suatu pengalaman seseorang dan dikaitkan realita disekitar mereka ditambah penjelasan dari proses masalah mereka sehingga menemukan suatu solusi dalam menjalani kehidupan sehari-hari menggunakan pendekatan sains dan sosial sehingga dapat dijelaskan secara detail, selain itu ada kalimat di analogikan jadi para pembaca setidaknya dapat lebih mudah mengerti.
Kelemahan buku: Karena ini buku ditulis oleh orang barat yang terkenal akan kebebasan dalam berucap dan terdapat kata kurang menyenangkan bagi para pembaca, sehingga pembaca dibutuhkan suatu pemahaman yang lebih mendalam agar dapat mengerti maksud dari penulis tanpa meyinggung secara pribadi yang memang tidak dimaksudkan penulis menjelekkan atau membaguskan dari isi buku ini.