Koleksi Kisah Wali Songo dan Karomahnya

 

Judul Buku                  : Koleksi Kisah Wali Songo dan Karomahnya

Penulis                         : Muhammad Fairuz NA

Penerbit                       : Pustaka Media Surabaya

Tahun                          : 2005

Jumlah Halaman         : 128 halaman

 

Sebagai seorang muslim yang hidup di Indonesia, khususnya di Jawa, maka perlulah kita mengenal sejarah para wali yang sangat berjasa dalam pengembangan Islam. Karena jasa-jasa beliau sehingga kita mengenal Islam dan mengamalkan secara konsekwen.

Kisah perjuangan para wali, sangatlah unik. Karena Sebagian besar mereka berasal dari negeri seberang. Hanya seorang saja, yaitu Sunan Kalijaga yang asli keturunan Jawa.

Meskipun mereka orang asing namun semangat begitu tinggi dalam berdakwah. Keunikan mereka karena para wali tidak hanyamemiliki ilmu agama, tetapi  juga memiliki ilmu pengetahuan dan karomah. Untuk mengetahui kisah perjuangan para wali berikut ringkasan kisahnya.

BAB I      :  Syekh Maulana Malik Ibrahim

Ada yang berpendapat ia berasal dari Tiongkok daratan Cina. Kemudian tahun 1404 M, datang ke Pulau Jawa. Menyebarkan Islam di Gresik yang kala itu merupakan wilayah kerajaan Majapahit sebagai kerajaan Hindu. Dengan hati-hati tidak mengenalkan Islam secara kaku dan tidak hanya dengan teori. Sasaran dakwahnya adalah kaum Sudra, ia ingin mengangkat derajat kaum Sudra yang selama terpinggirkan dan tidak dihargai

BAB II     :   Sunan Ampel

Menurut ahli sejarah bahwa Sunan Ampel yang terkenal dengan Raden Rahmat berasal dari Cina, yang merupakan suatu negeri telah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup dibandingkan dengan negara-negara Timur Tengah. Minat masyarakat di sana sangat besar terhadap ilmu pengetahuan, terlebih ilmu agama. Belajar di Samarqand dengan guru Jamalludin Jumadil Kubra. Ia mendalami Islam mulai dari akidah, syariah dan muamalah. Teori Islam dikuasai terutama pendapat Imam Syafii. Raden rahmat memilih tempat di di kampung Ampel, Surabaya sebagai pusat pengembaangan Islam dengan mendirikan masjid dan bangunan pesantren. Mo Limo merupakan filsafat Sunan Ampel menjadi sangat popular.

BAB III    :   Sunan Giri

Bernama Raden Paku murid dari Sunan Ampel, membangun masjid dan pondok pesantren di Giri Kedaton Gresik sebagai pusat pengembangan Islam dan dakwahnya. Ia bergabung dengan dewan wali dan bekerja sama dengan Kerajaan Demak Bintoro. Dalam berdakwah terhadap petani dan nelayan secara sederhana, memberi nasehat agama melalui tembang sebab Ketika istirahat para petani dan nelayan Ketika istrirahat perlu hiburan.

BAB IV    :   Sunan Bonang

Nama asli Sunan Bonang adalah Radean Makdum, putra Sunan Ampel ibunya bernamaNyai Ageng Manila. Berdakwah Islam di daerah Tuban. Dalam berdakwah Sunan Ampel dengan cara ikut masuk kesenangan masyarakat Tuban, melalui kesenian dengan menciptakan seperangkat bonang, yaitu alat music alat music dari kuningan yang jika dipukul akan mengeluarkan bunyi yang sangat indah dan disenangi masyarakat Tuban. Oleh karena itu Raden makdum kemudian dijuluki Sunan Bonang.

BAB V      :  Sunan Kalijaga

Nama aslinya Raden Said Putra dari Tumenggung Wilwatikta yang sudah beragama Islam adipati Tuban yang waktu itu wilayah dari Kerajaan Majapahit. Sunan Kalijaga dianggap sebagai wali yang paling muda usia tetapi banyak ilmu dan ilmu kesaktiannya paling hebat. Karena saat mengadili Siti Jenar, para wali meminta agar Sunan Kalijaga mengirimkan sasmita gaib kepadanya. Perjuangan dalam menyebarkan agama islam di pulau jawa sangatlah berarti, namun demikian sampai saat  ini makamnya tidak diketahui.

BAB VI     :  Sunan Kudus

Terkenal dengan nama Jakfar Sidik, berdakwah dengan pendirian pokoknya masyarakat diajak sesuatu yang menyenangkan mereka yaitu menata kesejahteraan hidup dengan cara mengolah tanah sawah pertanian, bekerja sebagai nelayan dan berdagang.

BAB VII    :  Sunan Drajad

Sunan Ampel dengan istri Dewi Condrowati melahirkan Raden Qasim dengan julukan Sunan Drajad (orang arif bertempat tinggal di tempat yang tinggi. Raden Qasim menciptakan tembang (syair) untuk sarana membentuk budi pekerti luhur yang berbunyi: Menehono teken marang wong kang wuto, Menehono mangan marang wong kang luwe, Menehono busono marang wong kang wudo, Menehono ngiyup marang wong kang kodanan, Menehono ngombe marang wong kang ngelak.

BAB VIII   :  Sunan Muria

Bernama asli Raden Umar Said putra dari Sunan Kalijaga dengan istrinya Dewi Saroh. Sebelum menetap di puncak Gunung Muria Raden Umar Said telah berguru agama maupun olah kanoragan kemana-mana. Dalam melakukan dakwah  Raden Umar Said hamper mirip dengan dakwah ayahnya. Ia bergaul dengan siapa sajatanpa pilih dan tanpa pamrih. Terhapa orang beragma lain maupn yang masihbelum beragama. Ia menghormati dan tidak memaksa mereka masuk Islam. Namun cukup dengan menunjukkan budi pekerti muslim, merekapun bersimpati dan tertarik untuk mengikuti ajaran Islam.

BAB IX     :   Gunung Jati

Namanya Syarif Hidayatullah, ayahnya seorang ulama besar Mesir, dia menolak ketika diminta untuk menggantikan kedudukannya  ayahnya. Ia memilih untuk memperdalam ilmu agama di Timur Tengah. Kira-kira tahun 1470 ia dan ibunya pergi ke Gujarat dan Pasai. Di negeri itu ia berkenalan dengan beberapa ulama yang pernah datang ke pulau Jawa. Mereka bercerita  bahwa Pulau Jawa sangatlah subur dan Makmur. Sayangnya, mayoritas penduduknya beragama Hindu, Budha, dan bahkan tidak beragama. Sekitar tahun 1475 Syarif Hidayatullah mengajak ibunya ke Pulau Jawa. Dalam dakwahnya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di wilayah Cirebon dengan membangun istana Kerajaan Cirebon.

Demikian terima kasih.

 

 

 

Oleh : Tugiman