Ibrahim Alaihissalam, Manusia Paling Mesra dengan Tuhannya

Identitas buku

  1. Judul : Ibrahim Alaihissalam, Manusia Paling Mesra dengan Tuhannya
  2. Pengarang : Salim A Fillah
  3. Penerbit : Pro-U Media
  4. Cetakan : Tahun 2022
  5. Tebal : 251 halaman

Resensi buku

Kisah perjalanan sang khalilurrahman ini dimulai dengan episode kehidupannya bersama sang ayah. Dialog ayah dan anak ini diabadikan Al-Qur’an, ketika sang anak yaitu Nabi Ibrahim menanyakan perihal kehambaan sang ayah terhadap berhala, meskipun dakwah ini adalah sesuatu yang berat tetapi tidak menyurutkan Nabi Ibrahim dalam menyampaikan risalah ketauhidan kepada ayahnya dengan cara yang penuh dengan cinta.

Kisah dakwahnya mengajak masyarakat menyembah Allah yang Esa menjadi babak berikut dalam episode kehidupan Nabiyullah Ibrahim. Namrud, salah satu dari empat raja yang kekuasaannya mencakup wilayah yang luas di dunia menjadi tantangan pertamanya. Aksi heroik menghancurkan semua berhala dan menyisakan satu berhala besar berakhir dengan kisah dibakarnya Nabi Ibrahim yang kemudian Allah abadikan dalam Al-Qur’an kisah bagaimana api menjadi dingin dan akhirnya Ia dapat selamat dari siksaan tersebut.

Kisah yang menjadi titik balik dari semua episode kehidupan Nabi Ibrahim adalah ketika mendapat perintah untuk menuju Bakkah. Di sinilah kita akan mendapati keteguhan ibunda dari Nabi Ismail ketika Nabi Ibrahim meninggalkannya beserta putranya. Dan ternyata ujian keimanan tidak berhenti sampai disitu sampai datang perintah untuk menyembelih putranya Ismail. Dari kisah ini dan kisah yang lainnya kita dapat melihat bagaimana Nabi Ibrahim menyempurnakan ujian-ujian yang diberikan dari Allah sehingga Allah menjadikannya sebagai kekasih bagi-Nya.

Pasang surut ujian dalam kehidupan dan dakwah sang kekasih Allah begitu menarik untuk disimak, hingga akhirnya tiba malaikat maut menjemputnya. Dialognya dengan malaikat maut berakhir dengan firman Allah “Adakah kekasih yang tidak mau berjumpa dengan kekasihnya, sedangkan jalan perjumpaan itu adalah kematian ? Maka Nabi Ibrahim tersenyum dan berkata, “Kalau begitu wahai malaikat maut, cabut nyawaku sekarang juga.”

Kelebihan buku

Secara epik buku ini menyajikan kehidupan Nabiyullah Ibrahim yang dirangkai dalam beberapa episode yang terbagi dalam dua bagian, dimana setiap bagian masing-masing memuat lima episode. Di setiap episode yang kisahnya ada di dalam Al-Qur’an, penggalan-pengggalan ayat tersebut dijelaskan secara rinci sehingga membuat kita lebih paham dalam mendalami kisah tersebut.

Hal lain yang menarik dari buku ini adalah adanya ulasan yang diberikan oleh UAS atau Ustadz H. Abdul Somad, Lc, M.A. dan diakhiri oleh epilog dari Ustadz Oemar Mita, Lc pada bagian pertama.

Sedangkan pada bagian kedua pada buku ini kita akan mendapati kisah dari Arie Untung (Artis) yang mengungkap regukan hikmah di Baitullah, dan ditutup dengan epilog oleh UAH atau Ustadz Adi Hidayat, Lc, M.A.