Aku Tak Membenci Hujan

Resensi Novel

Aku Tak Membenci Hujan

 

Judul Buku                  : Aku Tak Membenci Hujan

Pengarang                    : Sri Puji Hartini Identitas Buku

Penerbit                       : Akad x Skuad 2.

Tahun Terbit                 : 2023

Jumlah Halaman          : 348 halaman

Edisi                            : Cetakan-2 5.

ISBN                            : 978-623-09-1500-0 6.

Harga Buku                 : Rp. 99.000

Novel Aku Tak Membenci Hujan merupakan karya Sri Puji Hartini. Novel ini mengisahkan perjuangan Karang yang merupakan seorang anak tak diinginkan dan selalu mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya. Dari setiap penolakan yang didapatkan dari ibunya, hal itu memicu kepribadian lain dalam dirinya atau dapat disebut kepribadian ganda.

Kisah Karang di dalam novel ini dapat membuat pembaca merasakan kesedihan dan tersentuh atas upaya-upaya yang dilakukannya agar sang ibu menerimanya. Tema percintaan dan kesedihan melebur menjadi satu di dalam novel ini.

Jalan cerita dalam novel ini berhasil membuat pembaca ikut terlibat di dalamnya. Penulis pandai membuat karakter dalam cerita seakan-akan mengajak pembaca ikut merasakan apa yang sedang dirasakannya. Novel ini menjadi salah satu bacaan yang menyentuh karena terdapat pesan-pesan mengenai arti cinta dan merelakan di dalamnya.

Sinopsis Novel Aku Tak Membenci Hujan

Karang termenung saat melihat jendela kelasnya yang basah oleh derasnya hujan. Sesuatu yang tak terang mulai menyelimutinya. Terdengar suara cat air yang tak tertutup rapat jatuh di mejanya, tak sengaja tersenggol teman sekelasnya. Tetapi, suara itu terdengar jauh.

“Maaf, Rang! Gue nggak sengaja” ucap siswa itu

Karang ini menjawab permintaan maaf itu. Tetapi, Karang tak bisa menjawabnya. Tubuhnya hanya terbeku. Lalu, matanya hanya menatap cat air yang mulai menetes pada kertasnya dan mulai jatuh ke lantai. Selama beberapa waktu ia hanya terdiam. Kemudian, ia mengetuk-ngetuk meja dengan kuas yang sedang dipegangnya. Awalnya ketukan itu pelan, namun lama-kelamaan menjadi keras.

It’s not my fault. I didn’t drop it. He drops it.” Ia bergumam kecil dengan dirinya sendiri sambil mengetuk meja

Karang lahir dari sebuah kesalahan, dibenci tanpa adanya alasan, dan dianggap tidak pernah berharga oleh ibunya. Hal itu membuat hidupnya penuh dengan duka. Karang tidak menginginkan hal apapun di dunia ini selain kasih sayang dari ibunya sendiri, Andipa Depa.

Penolakan dan kekerasan dari ibunya kerap diterima oleh Karang. Namun, ia tetap menjadi seorang yang hangat. Tetapi, secara tidak sadar menumbuhkan sosok lain dalam dirinya.

“Ma… lihat Karang sekali saja. Karang juga anak Mama, kan? Apa bedanya Karang dengan Biru? Mengapa kasih sayang Mama terbelah seperti ini?

Dengan segala yang terjadi pada dirinya. Akankah Andipa dapat membuka hatinya untuk menerima Karang atau selamanya membenci?

Kelebihan dalam novel ini adalah mengajak pembaca ikut merasakan perjuangan tokoh utama. Tokoh utama dalam novel ini adalah Karang. Ia berjuang untuk mendapatkan kasih sayang dari ibunya sendiri. Ibunya sangat membencinya karena Karang bukanlah anak yang diinginkan olehnya. Tetapi, Karang tetap berjuang untuk membuat sang ibu memperhatikanny

Walaupun harus mendapatkan perlakuan kasar dari sang ibu, Karang terus berusaha meluluhkan hati keras ibunya. Perjuangan Karang tentunya sangat menyedihkan sehingga pembaca akan merasakan bagaimana Karang memperjuangkan segalany

Lalu, alur cerita yang hidup. Novel ini berhasil membawa pembaca seakan-akan sedang berada di dalamnya. Dialog-dialog yang diperlihatkan sangat membangun jalan cerita dan membuat kesan hidup di dalamnya.

Kekurangan dalam novel ini adalah terdapat adegan kekerasan. Ada berbagai kekerasan fisik yang diperlihatkan di dalam novel. Hal itu membuat pembaca dapat merasakan ketidaknyamanan saat membacanya. Namun, novel ini sangat bagus dibaca karena kisahnya yang sangat menyentuh.

Kesimpulannya

Kisah Karang yang terus berjuang untuk mendapatkan kasih sayang ibunya sukses membuat pembaca tersentuh. Banyak hal yang dilakukan olehnya agar meluluhkan hati sang ibu.