The Sirens of Baghdad

The Sirens of Baghdad

The Sirens of Baghdad 

adalah novel ketiga dari trilogi karya Yasmina Khadra tentang fundamentalisne Islam. Dalam novel ini, Khadra mengajak pembaca mengunjungi Baghdad yang tercabik-cabik akibat perang

 

 

Seorang pemuda terpaksa hengkang dari Universitas Baghdad saat Amerika menyerbu Iraq. Ia kembali ke kampungnya di tengah padang pasir. Tetapi di sana, ia mendapati serdadu Amerika membunuh seorang pemuda idiot, juga pesawat Amerika yang tengah membom-bardir pesta pernikahan di kawasan pinggiran desa. Tak lama berselang, pada suatu malam, sekelompok tentara memaksa masuk ke dalam rumahnya dan menyiksa ayahnya.

Atas peristiwa itu, sang pemuda memutuskan kembali ke kota Baghdad yang telah luluh-lantak. Bergemuruh dalam dadanya tekad membalas dendam. Tak urung, sebuah kelompok garis keras tertentu pun dimasukinya. Untuk suatu misi rahasia, ia dikirim ke Beirut, hingga akhirnya tugas berat membawanya ke London. Menjelang detik-detik penerbangannya menuju London, konflik batin tiba-tiba mengoyak pendiriannya: di satu sisi berhasrat menuntaskan misi dan di sisi lain keinginan itu ditahan oleh prinsip-prinsip moral yang dianutnya.

Dengan ketajaman analisis atas peristiwa kekerasan dan akibatnya bagi diri seseorang, Khadra berhasil menggali situasi-situasi pelik, yang tak mungkin dilakukan penulis lain. Seperti karya-karya sebelumnya, dengan penuh kekuatan, novel ini mengungkap naluri terdalam manusia, dan membuktikan bahwa kebaikan pasti menang sekalipun dalam situasi amat mengerikan.

The Attack mengetengahkan realitas terorisme berikut akibat-akibat spiritual tak terhitung yang harus ditanggung. Intens dan manusiawi, terhindar dari bias politik, kebencian dan polemik, novel ini menggali dunia Muslim sedalam-dalamnya dan memberikan kepada pembaca pemahaman mendasar tentang hal yang tampak mustahil untuk dipahami.

Dr. Amin Jaafari, berkebangsaan Arab-Israel, adalah seorang ahli bedah di sebuah rumah sakit di Tel Aviv. Berdedikasi, dihormati, dan dikagumi oleh kolega dan masyarakat, Dr. Jaafari merupakan contoh warga naturalisasi yang melakukan integrasi paling berhasil. Dia belajar bagaimana hidup berdampingan dengan kekerasan dan chaos yang menghantui kotanya.

Pada suatu malam, terjadi serangan bom bunuh diri yang hebat di sebuah restoran setempat. Sebagai ahli bedah, Dr. Jaafari bekerja tak kenal lelah untuk membantu para korban yang mengalami trauma dan terluka parah di ruang operasinya. Namun, malam yang dilanda kekerasan dan kematian itu ternyata membawa masalah tersendiri yang teramat besar bagi Dr. Jaafari. Tubuh istrinya ditemukan di antara para korban yang tewas, tercerai-berai mengenaskan. Berdasarkan pemeriksaan polisi, kondisi tubuh istrinya tersebut merupakan tipikal kondisi tubuh seorang fundamentalis pelaku bom bunuh diri.

Ketika tindakan Sihem, istrinya, sebagai pelaku bom bunuh diri yang mengerikan itu berhasil dibuktikannya sendiri, Dr. Jaafari seperti tercabik-cabik di tengah rangkaian kenangan kebersamaan indah selama bertahun-tahun dan kenyataan yang tak terhindarkan betapa perempuan cantik, cerdas, dan benar-benar modern yang dicintainya ternyata tak sepenuhnya menikmati kehidupan bergelimang kesenangan serta asimilasi yang mereka lakoni.

Deskripsi

Buku Original

Penerbit : Pustaka Alvabet
Kategori Serial : AlvabetSastra
Editor : Nura Annisa
Penerjemah : Abdul Malik
Cetakan : I, Oktober 2007
Ukuran : 12,5 x 20 cm
Tebal : 374 halaman

Kelebihan Buku ini

Novel paling sempurna di antara trilogi Khadra. Di dalamnya kita bisa mendengar suara kemanusiaan sejati yang mengatasi segalanya.Le Monde

Yasmina Khadra akan menjadi penulis Prancis paling berkarakter, meneruskan jejak rekan senegaranyaketurunan AljazairAlbert Camus.Philadelphia Inquirer

Kisah luar biasa yang diceritakan oleh narator ulung. Laiknya penutur hebat dibidang sejarah, Khadra menampilkan kontradiksi karakter dalam diri setiap tokohnya, yang mewakili keseluruhan kondisi manusia.Le Point

Alih-alih mencipta karya sederhana dengan sudut pandang benar-salah, Khadra justru menonjolkan kompleksitas historis dan nuansa psikologis sebagai alur cerita. Ini berarti, sang novelis politik ini juga seorang humanis tulen.Le Nouvel Observateur

Kekurangan dari buku..

Di Buku ini tidak diceritakan siapa, pihak atau golongan apa saja yang berjuang untuk mengembalikan negaranya irak menjadi lebih baik stelah di bom bardir oelh tentara amerika serikat sampai hancur berkeping-keping.