RESENSI BUKU SENTIMENTALISME CALON MAYAT – TINO FIDYANTORO

Penulis                        : Sony Karsono

Penerbit                       : Jakarta : Pustaka Anagram, 2023; © Sony Karsono, 2023

Tahun terbit                 : 2023

ISBN                           : 9786239924423

Jumlah halaman          : 147 halaman

Kategori                       : Fiksi Indonesia / Cerita Pendek

Latar Belakang Buku

‘Sentimentalisme Calon Mayat’ berisi 8 cerita pendek yang ditulis Sony Karsono pada 1995-2002 dengan berbagai bentuk pembaruan. Cerita-ceritanya dalam buku ini cenderung gelap & sinis, optimisme justru hadir dari genre yang eksploratif (dari realis, absurd hingga sci-fi).

Sentimentalime Calon Mayat juga memberikan pengalaman bercerita yang luwes, bagaimana teror dalam teks bekerja dan tertuang di sekujur cerita. Dalam buku cerita ini, kita akan melihat hantu Orde Baru yang terlihat-tapi-tidak dan sebaliknya. Delapan cerita dalam buku ini ditutup oleh esai Afrizal Malna yang membuka mata batin kita pada Orde Baru yang sejatinya hanya berjarak sejengkal, serta kemungkinan baru bagi cerita-cerita spekulatif yang digarap Sony.

Sentimentalisme Calon Mayat merupakan kumpulan cerpen bernuansa gelap karya penulis sekaligus doktor sejarah Asia Tenggara, Sony Karsono. Terdiri dari delapan cerita pendek, karya ini mengajak pembaca mengarungi dunia fiksi dan realitas yang ganjil, dan terkadang futuristik.

Sebelum dibukukan, kumpulan cerpen ini terserak di berbagai media massa, hingga akhirnya diterbitkan oleh penerbit Anagram pada 2023. Hampir sebagian besar cerita-cerita dalam buku ini ditulis pada era 1990-an, tapi dentangnya masih terasa nyaring hingga sekarang.

Kelebihan Buku

Saya membaca kumpulan cerpen (kumcer) Sentimentalisme Calon Mayat saat lelah membaca buku nonfiksi yang jumlah halamannya, rasanya, tak habis-habis. Mestinya ini jadi selingan dan hiburan. Dan nyatanya, kata, frasa, dan kalimat Sentimentalisme Calon Mayat menarik saya. Entah ini nasib untung atau buntung.

Sebab, meskipun kalimatnya menarik, topiknya terasa klise, yakni hal-hal (di)tabu(kan) saat Orde Baru: kematian, ketubuhan, kotoran (baca:tai), kegilaan, seksualitas, brutalitas, dsb. Nuansanya pun gelap dan absurd, meski sesekali sedikit humoris. Tipikal cerita yang pasti didoyani barisan edgy pembaca Lacan dan posmo²an. Tapi jujur, saya lelah kalau harus mendekati cerita dengan cara kelewat edgy dan serius macam itu, paling tidak sekarang.

Untungnya, ada sedikit insight yang pernah saya dapat dari Francise Prose dalam Reading Like a Writer soal beberapa cara penulis mendekati sebuah tulisan. Kemudian ada juga tokoh Djarot dalam cerpen Meteorit, yang diceritakan sebagai seorang bos dari perusahaan Chemicals, Inc. Sosok yang diceritakan sudah mati itu kembali hidup akibat dihantam meteorit, dan diburu oleh Stargazer yang ingin mengambil energi di dalam batu tersebut.Namun, saat melakukan pelacakan melalui sinyal elektromagnetik, Djarot nyatanya adalah bos perusahaan kejam yang membunuh salah satu buruhnya, Sumirah dengan bom plastik. Sepintas lalu, cerpen ini juga mengingatkan pembaca mengenai sosok Marsinah, aktivis dan yang tewas pada masa Orde Baru.

Kekurangan Buku

Pertentangan nurani juga dijabarkan lewat cerpen Seikat Kembang Egois. Johan yang mengubah identitasnya menjadi Celcius mengalami pertentangan batin. Di dalam bus menuju rumah gacoannya, Levana, dia bertemu lelaki tua sekarat. Namun, karena enggan menjadi saksi, dia memutuskan meninggalkan sosok itu meski sang maut sudah berada di tenggorokan orang yang membayar ongkos busnya itu.Mayoritas mengambil setting adegan di Surabaya, membaca buku cerita ini juga mengingatkan pembaca terhadap salah satu karya dedengkot sastra, Budi darma lewat buku Rafilus. Kecenderungan absurditas juga banyak disajikan Sony Karsono yang kemungkinan cukup banyak dipengaruhi oleh penulis Orang-orang Bloomington itu.

Meski disebut cerpen, ada juga karya panjang berjudul Surabaya Johnny: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (seperti Dipaparkan kepada Pieter Jansma). Bagi yang akrab dengan buku-buku Orba, tentu karya ini juga memparodikan buku otobiografi yang mungkin sudah galib dikenal daripada khalayak.

Kesimpulan

Buku Menua Bugar dan Sejahtera oleh Mifta Novikasari adalah karya yang layak dibaca bagi siapa saja yang ingin melihat usia lanjut dengan perspektif positif dan persiapan yang baik untuk lansia sendiri, keluarga yang mendampingi lansia, maupun generasi yang ingin menua dengan kualitas hidup tinggi. Buku ini memberikan panduan yang praktis namun bermakna, dengan pendekatan menyeluruh dan relevan untuk konteks Indonesia.