RESENSI NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

Judul               : Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Pengarang       : HAMKA ( Haji Abdul Malik Karim Amrullah )

Penerbit           : Gema Insani

Tahun Terbit   : 2017 ( cetakan 1 )

Tebal Buku     : 255 halaman

 

Novel yang ditulis oleh HAMKA ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di daerah Minangkabau ( Sumatera Barat ). Selain masalah adat, dalam novel ini juga digambarkan tentang adanya diskriminasi yang terjadi di masyarakat Minangkabau pada waktu itu.

Perbedaan latar belakang / status sosial yang menghalangi kisah cinta antara Hayati dan Zainudin hingga berakhir dengan kematian.

Dalam kisahnya diceritakan, Zainudin pergi ke kampung halaman ayahnya, di Batipuh ( Padang Panjang ). Di sana lah ia bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Hayati. Akhirnya muncullah rasa cinta kasih kedua insan tersebut. Namun percintaan keduanya terhambat karena adat istiadat yang masih kuat di daerah Minangkabau.  Zainudin dari keturunan biasa dan miskin, ibunya berdarah Bugis, ayahnya keturunan Minang. Di daerah Minangkabau yang menganut matrilineal maka status Zainudin tidak diakui. Oleh karena itu, ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau. Sedangkan Hayati keturunan bangsawan.

Akhirnya lamaran Zainudin ditolak oleh keluarga Hayati karena perbedaan status tadi. Hayati dipaksa menikah dengan  Aziz, laki-laki kaya dan terpandang serta berpendidikan Eropa.

Zainudin kecewa, akhirnya ia memutuskan untuk merantau di Jawa. Dalam perantauannya Zainudin meraih kesuksesan.

Dalam sebuah pertunjukan opera, Zainudin dipertemukan lagi dengan Hayati yang didampingi oleh suaminya. Kehidupan Hayati dengan suaminya tidak bahagia karena tidak didasari rasa cinta, demikian juga sifat Aziz yang suka mabuk-mabukan dan suka main perempuan. Akhirnya Aziz bangkrut dan jatuh miskin. Hayati diserahkan kepada Zainudin, Aziz mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Zainudin tidak bisa menerima Hayati dengan sepenuh hati karena sudah pernah dikhianati cintanya. Hayati dipulangkan ke kampung halamannya oleh Zainudin dengan menaiki kapal Van der Wijck. Dalam perjalanannya menuju ke Minangkabau, tenggelam lah kapal yang dinaiki Hayati.

 

Kelebihan Novel:

  1. Alur ceritanya sangat memikat dan menyentuh hati, ketika lamaran Zainudin ditolak keluarga Hayati, bahkan sampai Zainudin sakit parah seperti orang yang kehilangan keseimbangan.
  2. Latar tempat dan budaya yang ditampilkan sangat menarik dan deskripsinya mengajak pembaca ke daerah Minangkabau yang sangat indah alam pedesaannya.
  3. Majas yang ditampilkan banyak, sehingga pembaca bisa menikmati keindahan gaya bahasa yang ditampilkan dalam novel tersebut.

Kekurangan Novel :

  1. Adanya diskriminasi pada kehidupan masyarakat yang menggolongkan ada bangsawan dan masyarakat jelata/miskin.
  2. Dari segi bahasa agak susah dipahami karena banyak menggunakan Bahasa Melayu.

 

 

 

Resensator : Dwi Suyanti