DI BALIK KEINDAHAN LANGITNYA
RESENSI BUKU
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : DI BALIK KEINDAHAN LANGITNYA
Pengarang : Nurul Aini
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2022
Tebal Buku : 192 halaman
ISBN : 978-623-00-3631-6
PEMBUKAAN
Nurul Aini adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Ia adalah anak yang berprestasi. Sejak SD ia sudah mendapatkan juara saat mengikuti lomba, sehingga dibebaskan dari pembayaran SPP. Saat menduduki SMA ia selalu mendapat peringkat 1, mendapat beasiswa di salah satu bimbel terkemuka di kotanya, sering mengikuti berbagai lomba di sekolah, seperti olimpiade sains, origami jepang, cerdas cermat dan berbagai lomba lainnya serta aktif mengetuai kegiatan ekstrakurikuler yang tidak sedikit.
Saat lulus kuliah, Nurul Aini sempat berencana untuk masuk ke dunia pekerjaan disebabkan karena kondisi ekonomi keluarganya. Namun, qadarullah ia akhirnya mencoba mendaftar dan melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia diterima dengan jalur undangan dan mendapatkan beasiswa karena sederet prestasi yang ia lampikan. Ia memilih jurusan matematika sebagai pilihan pertamanya, dan jurusan astronomi sebagai pilihan kedua.
10314001 merupakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) yang ia miliki. 103 merupakan kode jurusan program studi astronomi, 14 menyatakan singkatan tahun angkatannya, dan 001 merupakan kode nomor urut. Selama berkuliah ia pernah aktif sebagai public outreach atau penceramah, guide, dan praktisi edukasi teleskop di Observatorium Bosscha (Observatorium terbesar di Indonesia). Ia juga aktif menjadi asisten dosen di jurusan Astronomi ITB, menjadi trainer dalam tema Strategi Sukses Di Kampus (SSDK) dan aktif dalam berbagai penelitian dan pelatihan tema astronomi di ITB.
SINOPSIS
Pada umumnya, kebanyakan orang hanya melihat langit sebagai salah satu keindahan alam yang begitu luar biasa untuk dinikmati dengan kedua bola matanya. Masih jarang yang melihat langit dengan mata hati dan pemikirannya untuk merenungi pesan Allah yang ada di sana.
Buku ini memperkenalkan langit dari sisi keindahan, objek-objek, dan fenomena langit yang menyimpan berbagai rahasia, agar menumbuhkan rasa syukur serta takjub kita kepada ciptaan-Nya. Juga peningkatan iman serta keyakinan kepada Allah. Memberikan berbagai wawasan ilmu pengetahuan tentang langit yang diciptakan-Nya.
Buku ini juga memperkenalkan alam semesta dan isinya, serta mengajak kita untuk merenungi dan muhasabah diri terhadap berbagai nikmat dari-Nya yang luar biasa. Kemudian, setelah yakin dengan kebesaran-Nya, kita akan termotivasi untuk memiliki impian yang sangat besar dan memiliki rancangan untuk menggapainya. Terutama impian untuk mendapatkan rida Allah dan masuk surga-Nya. Bukan karena kita yang mampu, tapi kita memiliki Allah yang Mahabesar, Kerajaan-Nya yang sangat luar biasa.
ISI RESENSI
Buku ini ditulis sebagai bentuk ajakan kepada pembaca untuk selalu bersyukur dan giat dalam beribadah menggapai ridha Allah, karena alam semesta yang Allah ciptakan ini amat luas dan begitu luar biasa. Buku ini mengajak kita untuk merenungi nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Buku ini dibagi dengan 6 bab, yaitu “Buku Cerita di Langit”, “Pesan dari Langit”, “Langit, Mengapa Memilihku?”, “Jorney of The Universe”, “Love and Dream of The Universe”, dan “Matahari dan Mata Hati”.
Dimulai dengan bab 1 “Buku Cerita di Langit”, Penulis mengajak kita untuk melihat langit sebagai tanda kebesaran Allah. Di langit ada lapisan-lapisan atmosfer yang Allah ciptakan sesempurna mungkin untuk melindungi bumi. Apabila atmosfer bumi lebih tipis sedikit saja, maka bumi akan hancur di bombardir miliaran meteor atau bebatuan ruang angkasa. Kadar oksigen di atmosfer bumi yakni sekitar 21%, apabila kadar tersebut ditambahkan sedikit saja, maka jika ada percikan api kecil, bumi akan mudah terbakar. Masya Allah, kadar oksigen tersebut telah Allah atur sedemikian rupa agar kita manusia dapat memanfaatkannya.
“Setiap kejadian yang terjadi di langit seolah-olah ingin memberikan pesan dari-Nya untuk kita.” Itulah kalimat pembuka untuk bab 2 “Pesan dari Langit”. Penulis menceritakan bahwa sebelum ia belajar lebih dalam tentang ilmu astronomi, ia melihat objek-objek langit yang ada di langit merupakan sesuatu yang indah dan menakjubkan saja. Namun, setelah mempelajari dan memikirkannya lebih dalam, penulis beranggapan bahwa langit disebut sebagai buku cerita yang menyimpan kisah luar biasa. Langit memberikan pesan tersirat bahwa Allah Swt., Mahabesar, betapa dasyat kekuasaan-Nya, serta luar biasa kasih sayang-Nya dalam menjaga dan memelihara alam semesta yang begitu luas ini. Bahkan jika kita menelusuri dan mencari tahu seluas apa kekuasaan-Nya di langit dan alam semesta dengan kurun waktu seumur hidup yang kita miliki hingga kita meninggal pun, kita masih tak bisa menyebutkannya.
Semua objek luar angkasa menempati posisinya secara teratur sesuai perintah dan izin Allah Swt. Contoh saja matahari dan bumi yang jaraknya sekitar 150 juta km. Jika Allah Swt., posisikan matahari lebih dekat dengan bumi, pasti bumi ini akan panas sekali. Atau jika Allah Swt., posisikan matahari lebih jauh, maka suhu bumi akan menjadi dingin sekali. Atas kasih sayang-Nya, Allah memosisikan matahari dan bumi dengan posisi yang paling baik.
Langit yang begitu luas ini seolah-olah tak ada batasnya, tidak retak ataupun berlubang sedikitpun. Hal tersebut tercantum dalam QS. Qaf:6 yang artinya “Maka tidakkah mereka memperlihatkan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya dan menghiasinya, dan tidak terdapat retak-retak sedikit pun?”. Jika kita renungkan dan pikirkan apa yang ada di langit dan alam semesta yang hebat ini, maka seharusnya bertambahlah rasa takjub dan rasa ingin beribadah dan mendekat kepada-Nya.
Pada bab 3 “Langit, Mengapa Memilihku, penulis menceritakan suka dan duka hidupnya selama bersekolah hingga berkuliah. Ia adalah anak yang berprestasi. Sejak SD ia sudah mendapatkan juara saat mengikuti lomba, sehingga dibebaskan dari pembayaran SPP. Saat menduduki SMA ia selalu mendapat peringkat 1, mendapat beasiswa di salah satu bimbel terkemuka di kotanya, sering mengikuti berbagai lomba di sekolah, seperti olimpiade sains, origami jepang, cerdas cermat dan berbagai lomba lainnya serta aktif mengetuai kegiatan ekstrakurikuler yang tidak sedikit.
Ia diterima kuliah di ITB melalui jalur undangan dan mendapatkan beasiswa karena sederet prestasi yang ia lampikan saat mendaftar. Ia memilih jurusan matematika sebagai pilihan pertamanya, dan jurusan astronomi sebagai pilihan kedua. Ia juga bercerita bahwa ia merasa sedih dan sempat mempertanyakan takdir Allah, karena teman-temannya yang nilainya justru dibawahnya masuk jurusan yang ia inginkan, yaitu matematika. Penulis mengatakan bahwa ternyata benar banyak kejadian dan keajaiban luar biasa yang ia dapatkan setelah berada di jurusan yang Allah pilihkan. Ia pernah berkesempatan aktif diamanahi sebagai public outreach atau penceramah, guide, dan praktisi edukasi teleskop di Observatorium Bosscha (Observatorium terbesar di Indonesia). Ia juga aktif menjadi asisten dosen di jurusan Astronomi ITB, menjadi trainer dalam tema Strategi Sukses Di Kampus (SSDK) dan aktif dalam berbagai penelitian dan pelatihan tema astronomi di ITB. Kutipan yang tersemat di salah satu halamannya adalah “Manusia diberi kesempatan merancang berbagai rencana dalam hidupnya, tetapi Allah akan memberikan rancangan yang terbaik dengan CINTA-Nya untuk kita.”
“Journey of The Universe” merupakan judul untuk bab 4. Pada bab 4 ini penulis menggambarkan langit dan luasnya alam semesta ini, dari galaksi-galaksi yang berpenghuni bintang berjumlah miliaran, planet, asteroid, meteroid, satelit, gas dan nebula, black hole, bintang katai, serta partikel misterius yang dikenal dengan sebutan dark matter. Ia juga menuliskan bahwa dengan kecanggihan teknologi yang ada sekarang, para ilmuwan hanya mampu mengetahui 5% tentang keseluruhan alam semesta ini. Artinya masih ada 95% langi yang belum diketahui.
Alam semesta ini diciptakan oleh Allah Swt. Semua objek yang ada didalamnya begitu teratur dan taat pada aturannya, sehingga sampai saat ini masih berdiri kokoh dan tidak hancur. Begitu pula dengan manusia, kita membutuhkan aturan dari Allah agar selamat di dunia dan juga di akhirat yang merupakan tempat terakhir dan abadi.
Bab 5 berjudul “ Love and Dreams in The Universe”. Bab ini menceritakan bahwa alam semesta ini berkembang dan tidak tetap. Contohnya, jarak galaksi bima sakti dengan andromeda sekitar 2,5 juta tahun cahaya atau 2.500.000 × 9,47 triliun km. Namun pada suatu waktu tertentu, jaraknya menjadi 2,6 juta tahun cahaya. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa jarak antar galaksi saling menjauh satu sama lain dan relatif meningkat terhadap waktu.
Di masa depan, para peneliti ada yang menyebutkan bahwa alam semesta akan meluas hingga titik tertentu, hingga suatu hari bentuknya akan kembali seperti semula. Dalam Al-Qur’an pun telah disebutkan bahwa, “(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiya’:104)
Matahari dan Mata Hati adalah judul dari bab terakhir buku ini. Matahari adalah salah satu bintang yang ada di alam semesta. Selain matahari ada bintang yang paling terang, yaitu bintang Sirius. Ada juga bintang-bintang lainnya, seperti Rigel, Aldebaran, Pollux, dan Betalguese. Semua bintang tersebut memiliki ukuran yang sangat besar jika dibandingkan dengan matahari. Namun karena jaraknya sangat jauh, ia hanya terlihat seperti titik. Dari hal tersebut, penulis mengharapkan pembaca untuk belajar bahwa apa yang terjadi di kehidupan ini, belum tentu seperti apa yang kita lihat.
Salah satu dosen astronomi ITB menjelaskan bahwa matahari dan bumi akan berjarak satu jengkal sekitar 5 miliar tahun lagi. Beliau menyebutkan bahwa salah satu pelajaran yang yang bisa kita ambil yakni jika ada orang meninggal besok hari atau tahun ini, orang tersebut akan menunggu hari pembangkitan di Padan Mahsyar (ketika matahari sejengkal dengan bumi), yaitu sekitar 5 miliar tahun lagi. Masya Allah, lama sekali.
Tak ada yang kekal di dunia ini, semua ada batasnya. Umur manusia rata-rata 70-90 tahun saja. Tidak ada artinya jika dibandingkan dengan waktu di alam kubur yang sekitar 5 miliar tahun. Itu baru lamanya di lam kubur, apalagi jika dibandungkan dengan khidupan di surga atau neraka. Penulis mengajak pembaca untuk berikhtiar dengan memperbanyak interaksi dengan Al Qur’an. Semoga dengan menjadikan Al Qur’an sebagai sahabat, kelak di alam kubur ia mau menjadi syafaat bagi yang menjadikannya sahabat.
KELEBIHAN BUKU
Buku ini banyak menyampaikan kisah inspiratif dari fenomena di langit yang memberikan pembelajaran untuk muhasabah diri dan peningkatan iman kepada Allah Swt. Banyak true story dari astronom muslim atau ilmuwan muslim yang memberikan kesan menkjubkan. Selain itu, terdapat berbagai motivasi, tips dan triks dalam mengarungi perjalanan kehidupan. Buku ini bisa kita semua jadikan refleksi, membuka pikiran kita tentang kebesaran Allah dari sudut pandang ilmu astronomi. Bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti pembaca. Buku ini memiki design yang cantik di awal babnya, ada gambar bulan, awan, dan bintang-bintang .
KEKURANGAN BUKU
Buku ini tidak bewarna, jadi kurang memanjakan mata dan membisankan karena hanya bewarna hitam, putih dan abu-abu.
PENUTUP
Buku ini cocok untuk dibaca oleh anak-anak muda generasi milenial, gen Z, generasi hijrah, dan masyarakat umum yang merasa hidupnya begitu-begitu saja atau merasa perlu charger iman. Buku ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan diri, bagaimana cara kita bertindak sebagai Umat Muslim yang selalu punya rasa bersyukur dan punya keinginan kuat untuk lebih baik tiap hari, tiap bulan, dan tiap tahunnya.